Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani – Peletak Dasar Rumus Trigonometri
Alam ilmu matematika, ada sebuah ilmu yang mempelajari
tentang sudut dan bagaimana mengukurnya. Ditemui pula istilah sinus, kosinus,
dan tangen. Itulah ilmu trigonometri. Trigonometri merupakan istilah dari
bahasa Yunani, yaitu ‘trigonom’ (tiga
sudut) dan ‘metro’ (mengukur). Selama
ini trigonometri dianggap sebagai cabang ilmu yang sulit.
Banyak yang mengira bahwa ilmu trigonometri tak bisa
diterapkan dalam kehidupan nyata. Dugaan itu tentu saja tidak benar.
Trigonometri memiliki peran yang tak bisa diabaikan. Saat para arsitek
membangun bangunan-bangunan tinggi yang kokoh dan megah, mereka memerlukan ilmu
trigonometri. Mereka tidak akan mampu membangunnya dengan baik jika tidak menguasai
ilmu trigonometri dengan baik pula.
Adalah Abu Wafa Muhammbad Al-Buzjani, orang yang dianggap
pertama kali memperkenalkan sinus dan kosinus. Ia dianggap memiliki kelebihan
yang sangat maju dalam disiplin ilmu trigonometri. Al-Buzjani lahir di Buzjan, Nishapur,
Iran, pada 1 Ramadhan 328 H atau 10 Juni 940 M. Ia banyak belajar matematika
pada dua orang pamannya, Abu Amr al-Mughazili dan Abu Abdullah Muhammad ibn
Anbasa.
Selain memperkenalkan rumus trigonometri, Al-Buzjani juga
mengembangkan rumus geometri yang merupakan induk dari ilmu trigonometri. Salah
satunya adalah pemecahan soal geometri dengan kompas, konstruksi segi empat
ekuivalen, dan segi banyak atau bangun datar parabola yang terdiri atas
titik-titik. Rumusnya adalah persamaan x⁴ = a dan x⁴ + ax³ = b.
Dalam menghitung segitiga lingkaran, Al-Buzjani menyamakannya
dengan segitiga siku-siku. Dengan teori Manlaus yang lebih dulu populer, yang
memakai kaidah empat persamaan dan teori bayangan, dia berhasil membuah kaidah
baru. Dalam segitiga lingkaran yang memiliki sudut lancip, mungkin dapat
ditemukan teori sinus. Menggunakan cacra hitung sinus 30, hasil hitungan adalah
delapan angka puluhan yang nilainya sama dengan nilai hakiki (sebenarnya)
sinus. Dalam geometri, operasi hitungan sangat penting meskipun masih sering
digunakan cara hitung India.
Pada masa modern, para ilmuwan berbeda pendapat saat harus
menggunakan teori Al-Buzjani. Berbagai cara menghitung, seperti memasukkan
bayangan ke bayangan inti, segitiga sama sisi atau memasukkan potongan kepada
potongan ini, terjadi perbedaan pendapat tentang siapa sebenarnya pencetus
teori ini. Sebagian ilmuwan menganggap bahwa yang menemukan teori tersebut
adalah Ahmad bin Abdullah atau Bahbusy al-Hisab.
Secara umum, karya-karya Al-Buzjani dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok, sesuati bidang ilmu yang dikuasainya. Pertama adalah karya-karya yang
merupakan penjelasan dari ilmuwan lain. Dalam hal ini, Al-Buzjani hanya sebagai
seorang penjelas dari teori yang ditemukan ilmuwan lain. Misalnya, ia menjelaskan
teori aljabar dari tiga ilmuwan yang memiliki latar belakang, bahkan negara
yang berbeda. Ada tiga buku yang ditulisnya untuk menjelaskan teori aljabar
versi Deofantos, Abarchos dan Al-Khawarizmi. Sayang, semua buku ini bilang
sehingga kita tidak bisa mendapatkan pemikiran utuh yang disampaikan oleh
Al-Buzjani.
Yang kedua adalah semacam buku panduan atau acuan bagi orang yang
bekerja berdasarkan teori geometri, seperti arsitek. Dalam buku ini secara
lengkap dijelaskan tentang cara baru menghitung segi empat dan persamaan
tingkat empat, segitiga, lingkaran dan bermacam bangun lainnya. Buku ini
ditulis menjelang akhir hidupnya dengan dibantu oleh para ilmuwan yang mampu menggambar
tanpa bukti matematis. Karena buku ini merupakan proyek negara (perintah penguasa),
buku ini masih bisa dipelajari sampai sekarang. Di antaranya adalah buku
berjudul Al-Handsa (Geometri
Terapan), Al-Kitab Al-Kamil (Buku
Lengkap), dan Ilm Al-Hisab (Buku
Praktis Aritmatika). Buku-buku ini bahkan tidak hanya digunakan para ahli geometri,
tapi juga menjadi rujukan untuk menghitung pajak dan perdagangan.
Yang ketiga adalah buku-buku yang tergolong dalam bidang
astronomi, antara lain al-Majesty dan
al-Zayj. Buku ini menjadi semacam
ensiklopedi astronomi yang pernah ditulis Ptolemeus, berisi tentang kalender
astronomi yang menjadi acuan para ilmuwan untuk meneropng bintang serta benda
langit lainnya, gerakan bintang dan perubahan yang terjadi secara tiba-tiba.
Al-Buzjani pindah ke Baghdad tahun 959 M untuk mengembangkan
ilmunya. Saat itu Baghdad memang terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan.
Berbagai literatur ilmu pengetahuan mudah didapatkan di sana. Pihak kerajaan
memilihnya untuk memimpin peneropongan bintang di observatorium yang telah
dibangun di taman Kota Baghdad. Hasil peneropongannya sangat akurat, dan
analisisnya diakui oleh para ilmuwan sesudahnya, terutama analisis mengenai
astronomi, penentuan waktu terbit dan terbenamnya matahari, perkiraan
panjangnya musim, dan melencengnya bumi dari ekliptikannya.
Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani – Peletak Dasar Rumus Trigonometri
Reviewed by Mia
on
01:04:00
Rating:
No comments: