kehidupan politik, agama dan sosial budaya pada kerajaan sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Sriwijaya dalam bahasa Sansekerta mempunyai makna kemenangan yang gemilang. Kekuasaan Sriwijaya saat masa kejayaannya meliputi kamboja, thailand di selatan semenajung malaysia, sumatera, jawa dan pesisir kalimantan.
A. Kehidupan politik
Sumber-sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui Kerajaan Sriwijaya ialah
1. Berita-berita dari Cina, India, Malaka, ceylon, Arab, dan parsi.
2. Prasasti-prasasti ( 6 di Sumatera Selatan dan 1 di pulau Bangka)
A. Prasasti kedudukan bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya tentang dapunta Hyang mengadakan perjalanan 8 hari yang membawa Rp20.000 tentara yang kemudian berhasil menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi Makmur.
B. Prasasti Talang Tuo (606S/684M) di sebelah barat Palembang. Isinya tentang pembuatan sebuah taman sriksetra oleh dapunta Hyang Sri jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.
C. Prasasti kota kapur (608S/686M) di bangka. Prasasti karang birahi (608S/686M) di jambi. Guanya berisi permohonan kepada dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan Sriwijaya.
D. Prasasti Talang Batu (tidak berangka tahun) di palembang. Isinya tentang kutukan kutukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.
E. Prasasti Palas di pasemah, Lampung Selatan. Isinya Lampung Selatan telah diduduki oleh Sriwijaya.
F. Prasasti Ligor (679S/775M) di tanah genting Kra. Isinya sriwijaya diperintah oleh Darmaseta.
Menurut sumber cerita Cina yang ditulis oleh I-tsing dinyatakan bahwa kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. Berdasarkan prasasti Ligor pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus yang kemudian dipindahkan ke Palembang. Dalam perkembangan kerajaan Sriwijaya muncul sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara.
Perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang Bawang (Lampung), kedah, pulau bangka, jambi, tanah genting kra dan jawa (kaling dan mataram kuno). Dengan demikian Kerajaan Sriwijaya bukan lagi merupakan kerajaan senusa ( negara yang berkuasa atas satu Pulau saja) melainkan negara antarnusa ,( negara yang berkuasa atas beberapa pulau). Berdasarkan kenyataan tersebut Sriwijaya merupakan negara kesatuan pertama di Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa Bala-putra dewa. Raja Balaputra dewa mengadakan hubungan persahabatan dengan raja dewapala dewa dari India. Dalam prasasti nalanda disebutkan bahwa Raja dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Budha di India. Selain itu dalam prasasti nalanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah Raja balaputra Dewa dan dengan tegas menunjukkan bahwa Raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.
baca juga BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI
B. Kehidupan sosial ekonomi
Letak Sriwijaya sangat strategis yaitu di jalur perdagangan antara India-Cina. Keberhasilan Sriwijaya menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim. Dikarenakan banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan akan mendapatkan keuntungan yang besar dan akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang hidup dari pelayaran dan perdagangan.
C. Kehidupan keagamaan
Dalam bidang agama Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Sriwijaya ialah agama Buddha Mahayana dan salah satu tokohnya ialah Dharmakirti.
Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya di antaranya ialah I-tsing. Sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sansekerta selama 6 bulan (1671). Setelah pulang dari India Iya tinggal selama 4 tahun (Setelah pulang dari India Iya tinggal selama 4 tahun (681-685) untuk menerjemahkan agama Buddha dari bahasa sanskerta ke bahasa Cina.b Disamping itu juga ada pendeta dari Tibet yang bernama Aticaz datang dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011-1023) dalam rangka belajar agama Buddha dari seorang guru besar Dharmakirti.
kehidupan politik, agama dan sosial budaya pada kerajaan sriwijaya
Reviewed by Wichi
on
13:30:00
Rating:
No comments: