Abu Bakar Al-Razi – Salah Satu Perintis Kedokteran Modern
Abu Bakar Al-Razi bernama lengkap Abu Bakar Muhammad obn
Zakaria Al-Razi. Di dunia Barat, Al-Razi dikenal dengan nama Razhes. Al-Razi
lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran, pada tahun 846 M. Masa kecilnya dihabiskan
dalam asuhan keluarga yang kental dengan nilai-nilai agama. Semasa muda,
Al-Razi menyukai dunia musik, terutama kecapi. Ketika menginjak dewasa, ia
mulai menggeluti dunia filsafat, kimia, matematika, dan kesusastraan.
Sebelumnya, Al-Razi dikenal sebagai ahli kimia. Di bidang
ini, Al-Razi merupakan ilmuwan yang mampu mengklasifikasikan berbagai zat kimia
ke dalam tiga bagian, yakni mineral, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Klasifikasi
ini didasarkan pada asumsi bahwa hewan serta tumbuh-tumbuhan juga mengandung
dan tersusun dari unsur-unsur kinia. Al-Razi juga dikenal sebagai seorang
ilmuwan yang terampil melakukan proses-proses kimia, seperti distuasi, kristalisasi, sublimasi,
klasinasi, sintesis-sintesis, serta berbagai macam analisis lainnya. Begitu
pula proses-proses untuk kepentingan penimbangan.
Akan tetapi, ia terpaksa meninggalkan bidang kimia yang
digelutinya itu, karena penglihatannya yang mulai kabur akibat
eksperimen-eksperimen kimia yang dilakukannya. Ketika ia datang kepada seorang
dokter, lalu dokter itu memintanya uang lima ratus dinar sebagai ongkos
penyembuhannya, ia menyimpulkan bahwa dunia kedokteran telah dijadikan alat
untuk mencari kekayaan. “Ini adalah suatu bencana. Aku tidak ingin seperti
itu!” kata Al-Razi. Kejadian itulah yang mendorong Al-Razi untuk kemudian
belajar masalah-masalah kedokteran.
Berkat keseriusannya mendalami masalah-masalah kedokteran,
nama Al-Razi segera melesat dan menjadi begitu diperhitungkan sebagai seorang
dokter muslim terkemuka. Bahkan, ia dipercaya untuk memimpin rumah sakit di
Rayy, ketika Manshur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Azad menjadi Gubernur Rayy dari
tahun 290-296 H/902-908 M. Rumah sakit yang dipimpinnya itu termasuk salah satu
rumah sakit yang dikenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.
Al-Razi sendiri sangat menaruh hormat kepada Manshur ibn
Ishaq ibn Ahmad ibn Azad karena telah memberi keleluasaan sekaligus kepercayaan
kepadanya untuk menggeluti bidang kedokteran yang sangat diminatinya.
Karenanya, sebagai wujud penghormatannya, ia mempersembahkan karyanya yang
sangan monumental berjudul Al-Thib
al-Manshuri.
Al-Razi kemudian juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit
di Baghdad. Orang-orang ketika itu banyak yang mengatakan bahwa Al-Razi adalah
seorang dokter yang paling andal pada zamannya. Apalagi dengan latar belakang
di bidang kimia yang dikuasainya, membawa Al-Razi dikenal sebagai dokter
pertama yang menerapkan ilmu kimia dalam bidang kedokteran, sampai-sampai ia
pernah mengobati penyakit seseorang melalui reaksi kimia yang terjadi dalam
tubuh pasien. Al-Razi juga dikenal sebagai dokter pertama yang menyatakan bahwa
kondisi jasmani itu banyak terpengaruh oleh sestabilan jiwa. Teori semacam ini
merupakan ciri teori ilmu kedokteran modern. Karena itulah Al-Razi dikenasl
sebagai salah satu tokoh perintis kedokteran modern.
Karya-karnyanya banyak yang menjadi rujukan para ilmuwan
Barat hingga abad ke-19. Di antara karya Al-Razi yang membuatnya terkenal
sampai ke dunia Barat adalah buku berjudul Al-Hawi.
Buku ini terdiri atas 20 jilid, dan dianggap sebagai buku induk dalam bidang
kedokteran. Buku ini menghimpun hasil-hasil eksperiimen, penelitian, dan
pengalaman medisnya selama 15 tahun. Buku monumental karya Al-Razi ini baru
ditemukan kurang lebih setengah abad setelah Al-Razi wafat. Buku itu ditemukan
diberbagai museum di Eropa. Atas perintah Raja Charles I dar Anyou, buku Al-Hawi diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin, yang merupakan bahasa resmi ilmu pengetahuan Eropa waktu itu.
Lukisan Al-Razi sedang memeriksa seorang anak kecil
Sebagai seorang dokter, Al-Razi dikenal sebagai dokter yang
pemurah. Ia sangat baik memperlakukan orang miskin. Di samping banyak membantu
kehidupan mereka, ia mengobati orang-orang itu di rumah sakitnya tanpa bayaran.
Ini semua merupakan perwujudan dari tekadnya ketika ia pertama kalinya
terdorong untuk mempelarai bidang kedokteran. Ia tidak ingin duni kedokteran
digunakan sebagai sarana untuk mengeruk kekayaan. Ia ingin dunia kedokteran
dijadikan sebagai sarana untuk menolong mereka yang membutuhkan pertolongan.
Al-Razi meninggal dunia pada tahun 925 di kota kelahirannya,
Rayy. Selama hidupnya, Al-Razi menulis sekitar 232 karya ilmiahnya dalam banyak
bidang, seperti kimia, kedokteran, astronomi, sejarah, filsafat, teologi, juga
etika.
Abu Bakar Al-Razi – Salah Satu Perintis Kedokteran Modern
Reviewed by Mia
on
00:58:00
Rating:
No comments: