Industri pariwisata dalam sistem pariwisata
Konsep sistem memberikan cara baru dalam berpikir tentang travel and Tourism industry. Cara berpikir konvensional dan umum mengenai industri pariwisata adalah dari perspektif wilayah dan negara sebagai sebuah tujuan wisata. Dengan demikian Bila seseorang berbicara mengenai industri pariwisata Bali berarti bisnis atau usaha dan segala sumber daya di Bali yang mendorong dan mendukung Pulau Bali sebagai sebuah tujuan wisata.
Namun, dalam konsep berpikir sistem, pengertian di atas sedikit kurang jelas karena kurang dapat membedakan apakah Bali sebagai sebuah sistem pariwisata yang berdiri sendiri ataukah hanya sebagai salah satu elemen dalam sebuah sistem pariwisata keseluruhan. Sesungguhnya Apa yang disebut industri pariwisata Bali tidak selalu menjadi sebuah kesatuan sistem pariwisata yang berdiri sendiri. Hal itu merefleksikan bagaimana pengusaha perjalanan, tour operator, maskapai penerbangan dan organisasi lainnya di luar Bali ‘ ikut berpikir atau bertindak’.
Industri pariwisata dapat dipandang sebagai sebuah subsistem dari sistem pariwisata secara keseluruhan. Struktur industri pariwisata dimulai dari traveller generating region, dari mana calon wisatawan merencanakan dan memulai perjalanan wisatanya termasuk di dalamnya (dalam contoh di atas) Bali sebagai daerah tujuan wisata. Kondisi ini berlaku jika seorang calon wisatawan pergi ke Biro atau agen perjalanan di negaranya untuk merencanakan perjalanan wisata ke Bali. Sub-sistem industri pariwisata berlanjut sepanjang tempat atau jalur transit yang mencakup pelayanan maskapai penerbangan dan akomodasi selama transit penerbangan. Berikutnya di tempat tujuan wisata sebagai contoh Bali menyangkut akomodasi berupa Resort atau hotel, pertunjukan seni dan budaya, tour operator lokal yang mengantar wisatawan ke objek wisata atau atraksi atraksi wisata sesungguhnya dalam kehidupan nyata terdapat jutaan subsistem industri pariwisata. Tujuan wisata populer seperti Bali dihubungkan oleh sistem industri perjalanan dengan industri pariwisata dari ribuan generating region dari seluruh dunia.
Sejarah singkat munculnya pariwisata
Sejarah singkat munculnya pariwisata
Konsisten dengan cara berpikir sistem karena industri pariwisata melibatkan beragam tipe organisasi Maka terdapat komposisi atau struktur pada industri pariwisata tersebut. Cara mengklasifikasian sektor-sektor yang terlibat dalam industri pariwisata biasanya didasarkan pada fungsinya walaupun dalam beberapa aspek terjadi tumpang tindih. Berdasarkan klasifikasi Leiper (1990: 29-30), terdapat tujuh sektor utama dalam industri pariwisata yaitu sebagai berikut
1. Sektor pemasaran (the marketing sector)
Mencakup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata misalnya kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran maskapai penerbangan (airlines), kantor promosi daerah tujuan wisata tertentu, dan sebagainya. Umumnya sektor pemasaran ini berada di traveller generating region di mana kegiatan promosi, Advertising, publikasi dan penjualan produk dan paket wisata dilakukan. Traveller generating region juga merupakan tempat calon wisatawan memutuskan dan merencanakan perjalanan wisatanya. Hal inilah yang menyebabkan pasar industri pariwisata sebagian besar bersumber dari traveler generating region.
2. Sektor perhubungan (the carrier sector)
Mencakup semua bentuk dan macam transportasi publik khususnya yang beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal wisatawan (traveller generating region) dengan tempat tujuan wisatawan ( tourist destination region). Misalnya perusahaan penerbangke, bus, penyewaan mobil, kereta api dan sebagainya.
3. Sektor akomodasi (the accomodation sector)
Penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan yang berhubungan dengan hal itu seperti penyediaan makanan dan minuman (food and baverage). Sector ini umumnya berada di daerah tujuan wisata dan tempat transit.
4. Sektor daya tarik /atraksi wisata (the attraction sector)
Sektor ini terfokus pada penyediaan daya tarik atau atraksi wisata bagi wisatawan. Lokasi utamanya terutama pada daerah tujuan wisata tetapi dalam beberapa kasus juga terletak pada daerah transit. misalnya Taman Budaya, hiburan (entertainment), event olahraga dan budaya, tempat dan daya tarik wisata alam, peninggalan budaya dan sebagainya. Jika suatu daerah tujuan wisata tidak memiliki sumberdaya atau daya tarik wisata alam yang menarik biasanya akan dikompensasi dengan memaksimalkan daya tarik atraksi wisata lain. Usaha meng industrialisasi kan suatu objek atau event sering mengakibatkan daya tarik atau atraksi wisata yang bersifat artificial attractions.
5. Sektor tour operator (the tour operator sector)
Mencakup perusahaan penyelenggara dan penyedia paket wisata. Perusahaan ini membuat dan mendesain paket perjalanan dengan memilih dua atau lebih komponen (baik tempat, paket, atraksi wisata) dan memasarkannya sebagai sebuah unit dalam tingkat harga tertentu yang menyembunyikan harga dan biaya masing-masing komponen dalam paketnya. Paket yang ditawarkan umumnya disusun dalam format standart dan dibuat untuk mengantisipasi kecenderungan permintaan pasar. Hanya pada umumnya berupa transportasi dan akomodasi. Sektor ini umumnya terkonsentrasi pada daerah tujuan wisata dan sepanjang rute transit dari asal wisatawan menuju daerah tujuan wisata.
6. Sektor pendukung/rupa-rupa (the miscellaneous sector)
Vector ini mencakup mendukung terselenggaranya kegiatan wisata baik di negara atau tempat asal wisatawan, sepanjang rute transit maupun di negara/tempat tujuan wisata. Misalnya toko oleh-oleh (souvenir) atau yoko bebas bea (duty free shops), restoran, asuransi perjalanan wisata, travel cek (traveller cheque), bank dengan kartu kredit dan sebagainya. Sektor ini merupakan sektor yang memperlancar pergerakan sistem pariwisata Untuk menjangkau beragam batas geografis.
7. Sektor pengkoordinasi/regulator (the coordinating sector)
Mencakup peran pemerintah selaku regulator dan asosiasi di bidang pariwisata selaku penyelenggara pariwisata baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional. Motor ini biasanya menangani perencanaan dan fungsi manajerial untuk membuat sistem koordinasi antara seluruh sektor dalam industri pariwisata. Beli di tingkat lokal dan nasional seperti Departemen pariwisata, dinas pariwisata provinsi (disparda), perhimpunan hotel dan restoran (PHRI), dan sebagainya. Di tingkat regional dan internasional seperti World tourism organization (WTO), Pacific Asia travel Association (PATA) dan sebagainya.
Industri pariwisata dalam sistem pariwisata
Reviewed by Wichi
on
11:48:00
Rating:
No comments: